Kini....
Semua rasa seakan telah kembali
Menabur bunga-bunga dalam hati
Melipur segala kesedihan dan gudah ini
Tiada lagi lara terukir dalam rasa dalam hati...
Mungkinkah...?
Rasa itu kembali hadir
Rasa yang sejukan dahaga cinta
Rasa yang getarkan seisi relung jiwaRasa yang mampu hapuskan lara yang mengukir....
Telah lama ak terbenam dalam fikir yang pandir
Terjerumus dalam lautan khilaf yang fakir
Hingga mata tertutup oleh rasa buta
Tiada mampu lagi memandang apa itu cinta...
Berlahan rasa cinta menyambangi hati
Sejuk, segarkan kekeringan relung hati ini
Berlalu sudah...
Kemarau panjang yang meliputi rasa
Kemarau yang telah hapuskan cinta....
Kini aku kembali membawa senyum hangat sang mentari
Mencoba bangkit dan kembali berdiri
Kan ku titi rajutan hari-hari
Dan melanjutkan mimpi-mimpi yang sempat terhenti...
Semoga...
Hari cerah akan ku song-song
Tuk mengisi hati yang pernah kosong
Tiada terisi dengan motivasi
Dan kering tak ada harapan lagi...
Semoga damai cinta memihakku...
Agar tiada lagi tersirat rasa yang hadirkan pilu
Padamu...
Di pundakmu...
Ku sandar kan segala harap cintaku,
Untukmu, jiwaku bernyanyi....
Dengarlah alunan nada rinduku
Yang hanya tercipta teruntukmuDenting-denting alunan rindu hati
Yang wakili segala ucapan rindu di hati...
Harapku tiada berbatas padamu...
Cintaku tiada bertepi untukmu...
Dan rinduku, tiada akan penah surut padamu
Hanya itu, hanya itu yang perlu kau tahu.....
By: Dicky Ferdiyansah
Jumat, 23 Desember 2011
Rinduku Padamu Bunda
Bunda...
Sayaup parasmu masih tekenang
Segala nasehatmu masih terngiang
Meski terkadang suaraku padamu lantang
Namun hanya bunda yang aku sayang...
Bunda...
Dua alam kini memisahkan kita
Namun engkau tiada akan pernah aku lupa
Selamanya, engkau selalu teristimewa
Engkau, akan selalu aku cinta...
Bunda...
Betapa hidupku sepi tanpamu
Jiwa tiada tegar kehilanganmu
Rapuh, dan segala asaku melayu
Ohhh Tuhan... betapa aku merindu...
Tuhan...
Beri hamba satu kesempatan satu kali lagi saja
Tuk dapat bersua dengan bunda
Agar terpuaskan dahaga rindu yang mendera
Ying tengah aku rasa, dan sangat menyiksa...
Bunda...
Hanya linangan air mata yang dapat aku kucurkan
Kala rasa rindu padamu bergelora tak karuan
Sungguh raga tak mampu menahan
Dan nuraniku teramat tertekan....
Butir-butir bening yang menetes di pipi
Menjadi saksi betapa getirnya rasa dalam hati
Bibir tiada mampu lagi berucap kata
Hanya air mataku yang mampu bercerita...
Bunda...
Dalam do'a ku titipkan surat untukmu
Yang ceritakan betapa aku menyayangimu
Dan, betapa hatiku mencintaimu
Harapku, semoga kita dapat bertemu
Walau sejenak, agar terlepaskan kegersangan hati akan sayu teduh tatap matamu...
By: Dicky Ferdiyansah
Sayaup parasmu masih tekenang
Segala nasehatmu masih terngiang
Meski terkadang suaraku padamu lantang
Namun hanya bunda yang aku sayang...
Bunda...
Dua alam kini memisahkan kita
Namun engkau tiada akan pernah aku lupa
Selamanya, engkau selalu teristimewa
Engkau, akan selalu aku cinta...
Bunda...
Betapa hidupku sepi tanpamu
Jiwa tiada tegar kehilanganmu
Rapuh, dan segala asaku melayu
Ohhh Tuhan... betapa aku merindu...
Tuhan...
Beri hamba satu kesempatan satu kali lagi saja
Tuk dapat bersua dengan bunda
Agar terpuaskan dahaga rindu yang mendera
Ying tengah aku rasa, dan sangat menyiksa...
Bunda...
Hanya linangan air mata yang dapat aku kucurkan
Kala rasa rindu padamu bergelora tak karuan
Sungguh raga tak mampu menahan
Dan nuraniku teramat tertekan....
Butir-butir bening yang menetes di pipi
Menjadi saksi betapa getirnya rasa dalam hati
Bibir tiada mampu lagi berucap kata
Hanya air mataku yang mampu bercerita...
Bunda...
Dalam do'a ku titipkan surat untukmu
Yang ceritakan betapa aku menyayangimu
Dan, betapa hatiku mencintaimu
Harapku, semoga kita dapat bertemu
Walau sejenak, agar terlepaskan kegersangan hati akan sayu teduh tatap matamu...
By: Dicky Ferdiyansah
Kamis, 03 November 2011
Tiada Lagi Rasa Untukmu
Tiada Lagi Rasa Untukmu
oleh Ricky Fast Knight pada 03 November 2011 jam 14:32
Berlahan tapi pasti menghapus cerita yang tersusun
Ku pastikan padamu bahwa cinta telah tiada
Berlalu bersama bergantinya masa...
Tiada akan aku kenang kembala masa kita
Dimana telah kita bina sebuah cerita cinta
Tiada akan aku buka cerita masa lalu
Karena, telah aku rajut sebuah lembaran baru tanpamu...
Pahamilah kasih...
Masa-masa telah tergulung oleh himpitan waktu
Telah jauh ku langkahkan kaki menjauh dari semua
Aku, kamu dan cinta kita,
Berlahan ku lupakan dari benak di kepala...
Kisah kita tiada akan bisa di pertahankan
Karena pemikiran kita telah tak sejalan
Biarkan kini semua aku tinggalkan
Ku kubur sebagai sebuah kenangan di angan...
Maaf...
Jika engkau terluka adanya
Tapi inilah kenyataan hidup yang ada
Dimana hati tak lagi menyimpan cinta
Dan rasa sayang tiada lagi tertera...
Bukan ku tega terhadapmu
Namun, tiada baik cinta di paksa jika tiada rasa suka
Biaslah sayang...
Semua harus kita tinggalkan
Semoga ini terbaik untuk kita....
Dicky Ferdiyansyah
Rabu, 02 November 2011
Abadi
Sayang...
Bila memang takdir memutuskan
Kau dan aku tiada akan sejalan
Tiada akan bisa bersatu dalam cinta
Ku ikhlaskan jika harus kau tinggalkan semua..
Bungga indah dalam jambangan
Kini terlepas dari genggaman tangan
Kini engkau telah di milik orang
Ku relakan, meski engkau aku sayang..
Biarlah kini aku sendiri
Tetap terpaku melawan sepi
Meski engkau telah tiada di sisiku lagi
Ku abadikan namamu dalam palung hati ini..
Sayang...
Cinta kasih yang pernah aku semaikan
Ku pertahankan di dalam kebadian
Biarlah selamanya tetap aku simpan
Sebagai tanda akan ketulusan cinta dan kesetiaan...
Walau...
Terkadang hati meratap sedih
Lirih mendesah tersayat pedih
Terjerat dalam gempita rasa perih
Dalam renta hati merasakan letih...
Ohh... Tuhan...
Jika kita tiada di jodohkan
Mengapa kita di pertemukan
Hingga hati telah jauh tertamban
Hingga bersemi bak kuncup bermekaran...
Sudahlah...
Biarlah saja cinta ini aku simpan...
Menjadi asa menuju rasa di keabadian...
Rasa dan cintaku akan abadi..
Ricky Ferdiyansyah
Bila memang takdir memutuskan
Kau dan aku tiada akan sejalan
Tiada akan bisa bersatu dalam cinta
Ku ikhlaskan jika harus kau tinggalkan semua..
Bungga indah dalam jambangan
Kini terlepas dari genggaman tangan
Kini engkau telah di milik orang
Ku relakan, meski engkau aku sayang..
Biarlah kini aku sendiri
Tetap terpaku melawan sepi
Meski engkau telah tiada di sisiku lagi
Ku abadikan namamu dalam palung hati ini..
Sayang...
Cinta kasih yang pernah aku semaikan
Ku pertahankan di dalam kebadian
Biarlah selamanya tetap aku simpan
Sebagai tanda akan ketulusan cinta dan kesetiaan...
Walau...
Terkadang hati meratap sedih
Lirih mendesah tersayat pedih
Terjerat dalam gempita rasa perih
Dalam renta hati merasakan letih...
Ohh... Tuhan...
Jika kita tiada di jodohkan
Mengapa kita di pertemukan
Hingga hati telah jauh tertamban
Hingga bersemi bak kuncup bermekaran...
Sudahlah...
Biarlah saja cinta ini aku simpan...
Menjadi asa menuju rasa di keabadian...
Rasa dan cintaku akan abadi..
Ricky Ferdiyansyah
Cinta Tiada Abadi
Semuanya telah ku lakukan
Agar kita selalu tetap sejalan
Ku eratkan di setiap pelukan
Agar engkau tak terlepas dari genggaman...
Tapi apa, semua percuma
Tiada indah ku rasakan cinta
Ku curahkan segenap rasa yang ada
Namun luka hati yang ku dapat singgahi jiwa...
Ku teteskan air mata untuk luka
Luka lara yang bersarang di hati hadirkan duka
Telah kau sakiti hati tuk yang kesekian kalinya
Terlunta-lunta akan egois rasamu yang fana...
Kini...
Ku lepaskan segala rasa yang tersisa
Ku hapuskan rasa cinta yang pernah ada
Ku jadikan semua hanya persinggan semata
Karena tiada ku rasakan cintamu yang setia...
Kau tak pernah bisa hargai aku
Kau selalu saja lukai aku
Hingga lemah denyut nadi, hatipun membeku
Kini, rasa pilu yang terasa nyeri di hatiku...
Cintamu dan cintaku tiada akan bersama
Rasamu dan rasaku tiada akan sama
Kisah cinta yang kita bina tiada akan selamanya
Berlahan terkikis oleh deburan ombak fana...
Semua tiada abadi sayang...
Tiada daya upayaku tuk bertahan dari egomu...
Dicky Ferdiyansyah
Agar kita selalu tetap sejalan
Ku eratkan di setiap pelukan
Agar engkau tak terlepas dari genggaman...
Tapi apa, semua percuma
Tiada indah ku rasakan cinta
Ku curahkan segenap rasa yang ada
Namun luka hati yang ku dapat singgahi jiwa...
Ku teteskan air mata untuk luka
Luka lara yang bersarang di hati hadirkan duka
Telah kau sakiti hati tuk yang kesekian kalinya
Terlunta-lunta akan egois rasamu yang fana...
Kini...
Ku lepaskan segala rasa yang tersisa
Ku hapuskan rasa cinta yang pernah ada
Ku jadikan semua hanya persinggan semata
Karena tiada ku rasakan cintamu yang setia...
Kau tak pernah bisa hargai aku
Kau selalu saja lukai aku
Hingga lemah denyut nadi, hatipun membeku
Kini, rasa pilu yang terasa nyeri di hatiku...
Cintamu dan cintaku tiada akan bersama
Rasamu dan rasaku tiada akan sama
Kisah cinta yang kita bina tiada akan selamanya
Berlahan terkikis oleh deburan ombak fana...
Semua tiada abadi sayang...
Tiada daya upayaku tuk bertahan dari egomu...
Dicky Ferdiyansyah
Selasa, 01 November 2011
KE JUJURAN
Sungguh tak dapat ku pungkiri
Bila hati ini tak dapa aku dustai
Sungguh tak dapat aku pungkiri
Bila hanya dirimu yang aku cinta
Kau dan aku yang telah lama merajut cinta
Kamu yang telah memisahkan kita
Dan kamu telah menjadi penghalang bagi cinta kita
Dulu kau pernah bertanya ke padaku
Sesungguh nya siapa aku
Dan aku pun bilang padamu
Aku bukan siapa-siapa
Ma'af kan aku bila telah membohongimu
Semata ku laku kan semua itu
Agar hatimu tak kan terluka
Biarkan lah aku yang menderita
Walau pun kau telah merebut permata hati ku
Dan kini..
Ku ingin jujur kepadamu
Ku ingin jujur kepada dunia ku
Dia adalah kekasih ku
Dan dia adalah cinta matiku..
Tia Virgyana
Bila hati ini tak dapa aku dustai
Sungguh tak dapat aku pungkiri
Bila hanya dirimu yang aku cinta
Kau dan aku yang telah lama merajut cinta
Kamu yang telah memisahkan kita
Dan kamu telah menjadi penghalang bagi cinta kita
Dulu kau pernah bertanya ke padaku
Sesungguh nya siapa aku
Dan aku pun bilang padamu
Aku bukan siapa-siapa
Ma'af kan aku bila telah membohongimu
Semata ku laku kan semua itu
Agar hatimu tak kan terluka
Biarkan lah aku yang menderita
Walau pun kau telah merebut permata hati ku
Dan kini..
Ku ingin jujur kepadamu
Ku ingin jujur kepada dunia ku
Dia adalah kekasih ku
Dan dia adalah cinta matiku..
Tia Virgyana
PENANTIAN
Ku lamun kan seraut wajahmu di balik keceriaan ku
Ku bayangkan akan hadir nya dirimu disisi ku
Walau hanya bayangan semu yang selalu menggoda ku
Ku nantikan akan ke datangan mu di balik penantian ku
Hari demi hari ku lewati tanpa adanya dirimu yang menemani ku
Rasa kejemuan pun yang selalu menyiksa ku
Sekian lama kau telah pergi meninggalkan ku
Sekian lama pula ku selalu menantikan mu
Di balik penantian ku ini
Semoga engkau pun dapat mengerti akan isi hatiku
Sampai saat ini pula
Ku masih setia menantikan akan hadirnya dirimu disisi ku...
Tia Virgyana
Ku bayangkan akan hadir nya dirimu disisi ku
Walau hanya bayangan semu yang selalu menggoda ku
Ku nantikan akan ke datangan mu di balik penantian ku
Hari demi hari ku lewati tanpa adanya dirimu yang menemani ku
Rasa kejemuan pun yang selalu menyiksa ku
Sekian lama kau telah pergi meninggalkan ku
Sekian lama pula ku selalu menantikan mu
Di balik penantian ku ini
Semoga engkau pun dapat mengerti akan isi hatiku
Sampai saat ini pula
Ku masih setia menantikan akan hadirnya dirimu disisi ku...
Tia Virgyana
LEBIH BAIK DI TINGGALKAN CINTA
Tak ku sangka semua kan sia-sia
Tak ku duga bila cinta kan mendusta
Engkau yang aku cinta
Engkau yang aku sayang
Tapi engkau telah bermain api dalam asmaramu
Aku kekasihmu
Dia juga cintamu
Namun...
Apakah cinta kan selalu bersatu?
Apakah cinta kan selalu abadi?
Bila rasa setiamu telah tiada kini
Bila kasih dan sayangmu telah kau bagi
Berlalu....
Silahkan engkau berlalu dariku
Silahkan bawa pergi jauh cintamu dariku
Lebih baik aku engkau tinggalkan
Dari pada aku meninggalkan mu
Walau pun sakit
Yang harus aku terima darimu...
Tia Virgyana
Tak ku duga bila cinta kan mendusta
Engkau yang aku cinta
Engkau yang aku sayang
Tapi engkau telah bermain api dalam asmaramu
Aku kekasihmu
Dia juga cintamu
Namun...
Apakah cinta kan selalu bersatu?
Apakah cinta kan selalu abadi?
Bila rasa setiamu telah tiada kini
Bila kasih dan sayangmu telah kau bagi
Berlalu....
Silahkan engkau berlalu dariku
Silahkan bawa pergi jauh cintamu dariku
Lebih baik aku engkau tinggalkan
Dari pada aku meninggalkan mu
Walau pun sakit
Yang harus aku terima darimu...
Tia Virgyana
KETULUSAN KU
Engkau yang telah jauh dariku
Engkau yang telah meninggalkan ku
Engkau yang pernah membuat ku terluka
Cintamu yang telah menyadarkan ku
Kasih dan sayangmu yang selalu menguatkan hatiku
Senyuman mu yang telah memberikan ketegaran di jiwa ku
Diriku yang tak mampu membenci mu
Diriku yang selalu setia padamu
Hanya rasa cinta ini yang selalu bergelora
Di dalam jiwa
Bunga-bunga cinta yang telah bermekaran
Yang telah layu dan rapuh
Kini telah bersemi kembali
Walau pun seribu duri cinta
Yang pernah kau tancapkan
Tapi semua kan kembali bermekaran
Karena adanya ketulusan cinta
Yang selalu ku semaikan untukmu...
Tia Virgyana
Engkau yang telah meninggalkan ku
Engkau yang pernah membuat ku terluka
Cintamu yang telah menyadarkan ku
Kasih dan sayangmu yang selalu menguatkan hatiku
Senyuman mu yang telah memberikan ketegaran di jiwa ku
Diriku yang tak mampu membenci mu
Diriku yang selalu setia padamu
Hanya rasa cinta ini yang selalu bergelora
Di dalam jiwa
Bunga-bunga cinta yang telah bermekaran
Yang telah layu dan rapuh
Kini telah bersemi kembali
Walau pun seribu duri cinta
Yang pernah kau tancapkan
Tapi semua kan kembali bermekaran
Karena adanya ketulusan cinta
Yang selalu ku semaikan untukmu...
Tia Virgyana
Hujan, Hapuskan Rinduku
Rinai hujan jatuh kebumi
Menambah kebekuan malam nan sunyi
Hati yang dingin merintih sepi
Meratapi kesepian dalam hening malam ini...
Hanya lantunan rinai berdendang
Keras terdengar teramat lantang
Pecahkan keheningan dalam sunyi mencekam
Ahh... Hati berdesah penuh gumam...
Ku mencoba menghibur diri
Mengusir segala keresahan di hati
Dengan alunan nada sendu
Ku dendangkan penuh rasa haru...
Kesal...
Ketika semua berhujung sia-sia
Kegalauan hati masih bernaung dan tetap ada
Tak terusir meski ku menyingkir
Mengapa kelu masih tetap saja mengukir..?
Rinai hujan tolonglah aku
Hapuskan segala ragu dalam jiwaku
Kuburkan semua kenangan masalalu
Yang beronar terus datang menggangguku...
Hujan...
Hapuskanlah semua rasa rindu
Yang menggebu-gebu dalam hatiku
Musnahkanlah segala cinta untuknya
Karena, aku ingin bahagia walau tak bersama dia...
Cukup sudah rasa tentangmu
Yang selalu datang hadirkan pilu
Hanya perih engkau tinggalkan
Kala bayanganmu telah menghilang...
Hujan, hapuskan rinduku...
Dicky Ferdiyansyah
Menambah kebekuan malam nan sunyi
Hati yang dingin merintih sepi
Meratapi kesepian dalam hening malam ini...
Hanya lantunan rinai berdendang
Keras terdengar teramat lantang
Pecahkan keheningan dalam sunyi mencekam
Ahh... Hati berdesah penuh gumam...
Ku mencoba menghibur diri
Mengusir segala keresahan di hati
Dengan alunan nada sendu
Ku dendangkan penuh rasa haru...
Kesal...
Ketika semua berhujung sia-sia
Kegalauan hati masih bernaung dan tetap ada
Tak terusir meski ku menyingkir
Mengapa kelu masih tetap saja mengukir..?
Rinai hujan tolonglah aku
Hapuskan segala ragu dalam jiwaku
Kuburkan semua kenangan masalalu
Yang beronar terus datang menggangguku...
Hujan...
Hapuskanlah semua rasa rindu
Yang menggebu-gebu dalam hatiku
Musnahkanlah segala cinta untuknya
Karena, aku ingin bahagia walau tak bersama dia...
Cukup sudah rasa tentangmu
Yang selalu datang hadirkan pilu
Hanya perih engkau tinggalkan
Kala bayanganmu telah menghilang...
Hujan, hapuskan rinduku...
Dicky Ferdiyansyah
Ku Akan Mati, Agar Dapat Kau Mengerti
Lihat aku di sini...
Tersudut di dalam sepi
Terhempas dalam curamnya hati
Tersandar menunggu mati...
Lelah jiwaku memberi rasa
Letih mencurahkan segala cinta
Namun hanya hampa yang tertera
Semua hanya terbuang sia-sia...
Memar hati berulang kau sakiti
Lara terus saja engkau patri
Hingga kelam ku rasakan hari-hari
Bagai dunia tiada bermentari...
Rasa ini...
Entah sampai kapan kau sakiti
Mungkin, sampai nanti aku mati,
Kau akan dapat memahami
Kau akan bisa mengerti...
Bila nanti telah tiba masanya
Dimana ku lepaskan segalanya
Semua kisah cinta kita ku lupa
Dan aku akan pergi menutup mata...
Mungkin bila aku mati
Engkau akan dapat mengerti
Akan dalam cinta yang aku beri
Kau pahami, akan tulus kasih nan murni...
Biarkan ku bungkam suara
Mencoba melepas segalanya
Ku pejamkan mata, berharap tak lagi terbuka
Tuhan... Angkat aku segera...
Hanya kata selamat tinggal aku haturkan
Dan kata terimakasih, tuk warna yang kau beri dalam kisah percintaan...
Dicky Ferdiyansyah
Tersudut di dalam sepi
Terhempas dalam curamnya hati
Tersandar menunggu mati...
Lelah jiwaku memberi rasa
Letih mencurahkan segala cinta
Namun hanya hampa yang tertera
Semua hanya terbuang sia-sia...
Memar hati berulang kau sakiti
Lara terus saja engkau patri
Hingga kelam ku rasakan hari-hari
Bagai dunia tiada bermentari...
Rasa ini...
Entah sampai kapan kau sakiti
Mungkin, sampai nanti aku mati,
Kau akan dapat memahami
Kau akan bisa mengerti...
Bila nanti telah tiba masanya
Dimana ku lepaskan segalanya
Semua kisah cinta kita ku lupa
Dan aku akan pergi menutup mata...
Mungkin bila aku mati
Engkau akan dapat mengerti
Akan dalam cinta yang aku beri
Kau pahami, akan tulus kasih nan murni...
Biarkan ku bungkam suara
Mencoba melepas segalanya
Ku pejamkan mata, berharap tak lagi terbuka
Tuhan... Angkat aku segera...
Hanya kata selamat tinggal aku haturkan
Dan kata terimakasih, tuk warna yang kau beri dalam kisah percintaan...
Dicky Ferdiyansyah
Kau Telah Berubah
Tak peduli dirimu kepadaku,
apa kau tahu aku sakit,
karna beban memikirkanmu,
kau tlah berubah,
mulai marah bila ku tanya,
... bercandapu kau anggap tak biasa,
kenapa?ada apa?berubahkah kau?,
tapi kenapa?,
apa ada orang lain?,
atau kenapa?,
aku sedih kau tlah berubah,
buatku makin sedih,
saat kau tertawa bersama dia,
apa aku tak berguna,
apa aku tak lagi indah dimata,
aku ini kekasihmu,
aku pujaanmu,
aku mencintaimu,
mengertilah aku butuh dikau,
temaniku dalam perjalanan hidup,
bukan hanya kekasih,
namun,
harapku lebih,
dengarkan jerit hatiku...
#mawar
Berpisah Yang Kupinta
Sajak terakir untukmu
Tiada lagi untaian kasih teruntukmu
Dimana kini telah kau racuni cintaku
Membuat kelam langit cerahku...
Kau taburkan ribuan sebak di dada
Hingga getir yeng kini rasuki raga
Menusuk jauh dalam prelung jiwa
Musnahkan segala rasa bahagia...
Rasa ini...
Telah jauh kau tikamKian memar dan melebam
Teramat kerasnya kau hantam
Hingga hati hancur remuk redam...
Lihatlah...
Aku terluka teramat siksa
Tengoklah....
Aku menangis tersedu duka...
Kini asa telah sampai di ujung rasa
Bertahan tak akan lagi ku kuasa
Akan ku lepas segala harapan yang ada
Ku biarkan berlahan berlalu sirna....
Selamat tinggal...
Hanya itu yang mampu aku ucapkan
Tiada banyak kata yang mampu aku tuturkan
Lidah telah terasa kelu
Hati telah teramat ngilu....
Maafkan aku jika meninggalkanmu
Semua telah di ambang sabarku
Kini biarkan aku berlalu
Bersama segala sisa cintaku...
Semoga ini terbaik untuk kita
Hanya permintaan pisah yang ku pinta
Agar hati tak lagi merasa tersiksa
Oleh ketidak sepahaman rasa cinta....
Dicky Ferdiyansyah
Tiada lagi untaian kasih teruntukmu
Dimana kini telah kau racuni cintaku
Membuat kelam langit cerahku...
Kau taburkan ribuan sebak di dada
Hingga getir yeng kini rasuki raga
Menusuk jauh dalam prelung jiwa
Musnahkan segala rasa bahagia...
Rasa ini...
Telah jauh kau tikamKian memar dan melebam
Teramat kerasnya kau hantam
Hingga hati hancur remuk redam...
Lihatlah...
Aku terluka teramat siksa
Tengoklah....
Aku menangis tersedu duka...
Kini asa telah sampai di ujung rasa
Bertahan tak akan lagi ku kuasa
Akan ku lepas segala harapan yang ada
Ku biarkan berlahan berlalu sirna....
Selamat tinggal...
Hanya itu yang mampu aku ucapkan
Tiada banyak kata yang mampu aku tuturkan
Lidah telah terasa kelu
Hati telah teramat ngilu....
Maafkan aku jika meninggalkanmu
Semua telah di ambang sabarku
Kini biarkan aku berlalu
Bersama segala sisa cintaku...
Semoga ini terbaik untuk kita
Hanya permintaan pisah yang ku pinta
Agar hati tak lagi merasa tersiksa
Oleh ketidak sepahaman rasa cinta....
Dicky Ferdiyansyah
Kembalilah Kasih
Berlahan waktu berlalu
Merenggut detik-detik hidupku
Lelah rasaku menati kehadiranmu
Dalam penantian ujung cintaku...
Kasih...
Kembalilah segera pada hati
Hati yang kering merindui
Haus akan cintamu yang sejukan nurani
Hati yang rindu akan belai lembut jemari...
Tanpa terasa penatian sampai di ujung lelah
Terlelep aku dalam hati nan tengah gundah
Harapan ku lambungkan sebelum mata terpejamkan
Saat pagi ku membuka mata dirimu ada di hadapan...
Datanglah kasih...
Jamahlah hatiku yang kalut merindumu
Rasa yang kusut menantimuTangisan yang menderu memanggilmu
Dan, raga yang layu tanpa belaianmu...
Kau telah lama pergi tiada kembali
Kabar berita tentangmu tiada ku temui
Membuat kegelisahan menjadi-jadi
Dan gusarkan raga jua nurani...
Walau engkau entah dimana
Rasa ini akan tetap ku jaga
Agar selamanya tetap membaraDan berkobar dalam masa...
Oleh: Dicky Ferdiyansyah
Merenggut detik-detik hidupku
Lelah rasaku menati kehadiranmu
Dalam penantian ujung cintaku...
Kasih...
Kembalilah segera pada hati
Hati yang kering merindui
Haus akan cintamu yang sejukan nurani
Hati yang rindu akan belai lembut jemari...
Tanpa terasa penatian sampai di ujung lelah
Terlelep aku dalam hati nan tengah gundah
Harapan ku lambungkan sebelum mata terpejamkan
Saat pagi ku membuka mata dirimu ada di hadapan...
Datanglah kasih...
Jamahlah hatiku yang kalut merindumu
Rasa yang kusut menantimuTangisan yang menderu memanggilmu
Dan, raga yang layu tanpa belaianmu...
Kau telah lama pergi tiada kembali
Kabar berita tentangmu tiada ku temui
Membuat kegelisahan menjadi-jadi
Dan gusarkan raga jua nurani...
Walau engkau entah dimana
Rasa ini akan tetap ku jaga
Agar selamanya tetap membaraDan berkobar dalam masa...
Oleh: Dicky Ferdiyansyah
Aku Ada Untukmu
Belaian tangan-tangan cintaku
Akan selalu temani dalam lelahmu
Bersedia menjadi bahu penyangga ragamu
Dan menjaga di dalam lelap tidur malammu...
Hidupku akan selalu hampa tanpamu
Sepi merasuk dalam kelam hariku
Kelabukan pelangi yang indah dalam kalbu
Karena engkaulah warna-warni dalam hidupku...
Jabatlah tanganku
Genggamlah jemariku
Peluk erat tubuhku
Dan rasakan jantung berdegup untukmu...
Rebahkan ragamu di pelukku
Manakala rapuh hati menerpa cintamu
Dalam hati aku berjanji
"Aku ada untukmu, sebagai teman hatimu"...
Kita coba memapah hati kita yang luka
Kita satukan langkah kita dalam gelora rasa
Menuju terang jenjang penuh rona
Agar menjadi sempurna cinta kita...
Tiada daya tanpa engkau ada
Tiada upaya andai engkau tak merasa
Bahagia dunia yang aku pinta
Hanya ingin dapat bersamamu hingga tutup usia...
(TIADA DAYAKU MELAWAN ASMARA, JIKA RINDU BERGELORA, MATA BUTA DAN HATI HANYA INGIN BERSAMANYA)
Akan selalu temani dalam lelahmu
Bersedia menjadi bahu penyangga ragamu
Dan menjaga di dalam lelap tidur malammu...
Hidupku akan selalu hampa tanpamu
Sepi merasuk dalam kelam hariku
Kelabukan pelangi yang indah dalam kalbu
Karena engkaulah warna-warni dalam hidupku...
Jabatlah tanganku
Genggamlah jemariku
Peluk erat tubuhku
Dan rasakan jantung berdegup untukmu...
Rebahkan ragamu di pelukku
Manakala rapuh hati menerpa cintamu
Dalam hati aku berjanji
"Aku ada untukmu, sebagai teman hatimu"...
Kita coba memapah hati kita yang luka
Kita satukan langkah kita dalam gelora rasa
Menuju terang jenjang penuh rona
Agar menjadi sempurna cinta kita...
Tiada daya tanpa engkau ada
Tiada upaya andai engkau tak merasa
Bahagia dunia yang aku pinta
Hanya ingin dapat bersamamu hingga tutup usia...
(TIADA DAYAKU MELAWAN ASMARA, JIKA RINDU BERGELORA, MATA BUTA DAN HATI HANYA INGIN BERSAMANYA)
Langganan:
Postingan (Atom)