Kini....
Semua rasa seakan telah kembali
Menabur bunga-bunga dalam hati
Melipur segala kesedihan dan gudah ini
Tiada lagi lara terukir dalam rasa dalam hati...
Mungkinkah...?
Rasa itu kembali hadir
Rasa yang sejukan dahaga cinta
Rasa yang getarkan seisi relung jiwaRasa yang mampu hapuskan lara yang mengukir....
Telah lama ak terbenam dalam fikir yang pandir
Terjerumus dalam lautan khilaf yang fakir
Hingga mata tertutup oleh rasa buta
Tiada mampu lagi memandang apa itu cinta...
Berlahan rasa cinta menyambangi hati
Sejuk, segarkan kekeringan relung hati ini
Berlalu sudah...
Kemarau panjang yang meliputi rasa
Kemarau yang telah hapuskan cinta....
Kini aku kembali membawa senyum hangat sang mentari
Mencoba bangkit dan kembali berdiri
Kan ku titi rajutan hari-hari
Dan melanjutkan mimpi-mimpi yang sempat terhenti...
Semoga...
Hari cerah akan ku song-song
Tuk mengisi hati yang pernah kosong
Tiada terisi dengan motivasi
Dan kering tak ada harapan lagi...
Semoga damai cinta memihakku...
Agar tiada lagi tersirat rasa yang hadirkan pilu
Padamu...
Di pundakmu...
Ku sandar kan segala harap cintaku,
Untukmu, jiwaku bernyanyi....
Dengarlah alunan nada rinduku
Yang hanya tercipta teruntukmuDenting-denting alunan rindu hati
Yang wakili segala ucapan rindu di hati...
Harapku tiada berbatas padamu...
Cintaku tiada bertepi untukmu...
Dan rinduku, tiada akan penah surut padamu
Hanya itu, hanya itu yang perlu kau tahu.....
By: Dicky Ferdiyansah
Jumat, 23 Desember 2011
Rinduku Padamu Bunda
Bunda...
Sayaup parasmu masih tekenang
Segala nasehatmu masih terngiang
Meski terkadang suaraku padamu lantang
Namun hanya bunda yang aku sayang...
Bunda...
Dua alam kini memisahkan kita
Namun engkau tiada akan pernah aku lupa
Selamanya, engkau selalu teristimewa
Engkau, akan selalu aku cinta...
Bunda...
Betapa hidupku sepi tanpamu
Jiwa tiada tegar kehilanganmu
Rapuh, dan segala asaku melayu
Ohhh Tuhan... betapa aku merindu...
Tuhan...
Beri hamba satu kesempatan satu kali lagi saja
Tuk dapat bersua dengan bunda
Agar terpuaskan dahaga rindu yang mendera
Ying tengah aku rasa, dan sangat menyiksa...
Bunda...
Hanya linangan air mata yang dapat aku kucurkan
Kala rasa rindu padamu bergelora tak karuan
Sungguh raga tak mampu menahan
Dan nuraniku teramat tertekan....
Butir-butir bening yang menetes di pipi
Menjadi saksi betapa getirnya rasa dalam hati
Bibir tiada mampu lagi berucap kata
Hanya air mataku yang mampu bercerita...
Bunda...
Dalam do'a ku titipkan surat untukmu
Yang ceritakan betapa aku menyayangimu
Dan, betapa hatiku mencintaimu
Harapku, semoga kita dapat bertemu
Walau sejenak, agar terlepaskan kegersangan hati akan sayu teduh tatap matamu...
By: Dicky Ferdiyansah
Sayaup parasmu masih tekenang
Segala nasehatmu masih terngiang
Meski terkadang suaraku padamu lantang
Namun hanya bunda yang aku sayang...
Bunda...
Dua alam kini memisahkan kita
Namun engkau tiada akan pernah aku lupa
Selamanya, engkau selalu teristimewa
Engkau, akan selalu aku cinta...
Bunda...
Betapa hidupku sepi tanpamu
Jiwa tiada tegar kehilanganmu
Rapuh, dan segala asaku melayu
Ohhh Tuhan... betapa aku merindu...
Tuhan...
Beri hamba satu kesempatan satu kali lagi saja
Tuk dapat bersua dengan bunda
Agar terpuaskan dahaga rindu yang mendera
Ying tengah aku rasa, dan sangat menyiksa...
Bunda...
Hanya linangan air mata yang dapat aku kucurkan
Kala rasa rindu padamu bergelora tak karuan
Sungguh raga tak mampu menahan
Dan nuraniku teramat tertekan....
Butir-butir bening yang menetes di pipi
Menjadi saksi betapa getirnya rasa dalam hati
Bibir tiada mampu lagi berucap kata
Hanya air mataku yang mampu bercerita...
Bunda...
Dalam do'a ku titipkan surat untukmu
Yang ceritakan betapa aku menyayangimu
Dan, betapa hatiku mencintaimu
Harapku, semoga kita dapat bertemu
Walau sejenak, agar terlepaskan kegersangan hati akan sayu teduh tatap matamu...
By: Dicky Ferdiyansah
Langganan:
Postingan (Atom)